Selasa, 22 Maret 2011

MINTARYA SONJAT, SUKSES DENGAN JAMUR MERANG

Mintarya Sonjat, pendiri usaha jamur Solagracia, tak pernah membayangkan jika dirinya bakal menjadi pengusaha jamur sukses seperti sekarang.

Semula pria kelahiran Cianjur, Jawa Barat, ini hanya iseng membudidayakan bibit jamur merang di sekeliling rumahnya. Tanpa dinyana, hasilnya bagus. Produk jamurnya disukai para tetangga dan lingkungan sekitar rumah. Karena makin banyak yang suka, Mintarya bertekad untuk memproduksi jamur lebih banyak. Terlebih, anggota keluarganya juga menyukai masakan dari bahan baku jamur. Dengan modal sekitar Rp1 juta yang didapat dari pinjaman salah seorang temannya, dia pun memulai usaha jamur.

Uang tersebut digunakan untuk membuat tempat pengolahan jamur berukuran 1x2 meter di rumahnya. “Karena saya yakin usaha jamur ini bagus, saya mantap menggunakan uang pinjaman untuk modal awal usaha,” ungkap Mintarya.

Berbekal pinjaman Rp1 juta, Mintarya dengan tekun memulai usaha. Dia memutuskan untuk serius menekuni budi daya jamur pada 2002. Fokusnya adalah budi daya jamur merang. “Saya memilih jamur merang karena produksinya lebih gampang,” kata lelaki yang juga berprofesi sebagai pendeta ini.

Di tahun 2007 Mintarya memutuskan mencari kredit lunak untuk pengembangan usaha. Keputusan ini diambil dua tahun sejak dirinya ditawari oleh bank untuk mengajukan kredit. Sebelumnya Mintarya cenderung takut meminjam dana dari bank.

Untuk mencapai produksi hingga 50 kg per hari, Mintarya meluaskan tempat produksi jamurnya menjadi ukuran 6x12 meter sehingga dia mampu membukukan omzet antara Rp20–30 juta per bulan. Kini usahanya kian maju, aset usaha jamur milik Mintarya telah tembus ke angka ratusan juta rupiah. Menariknya, Mintarya mempelajari semuanya secara autodidak. Mintarya kerap membaca literatur soal jamur di toko-toko buku untuk mengetahui selukbeluk pembudidayaannya.
Dia pun tak segan melancong ke luar daerah untuk belajar lebih dalam tentang budi daya jamur dari petani lain agar pengetahuannya bertambah. Usahanya untuk terus belajar dan menimba ilmu dari banyak petani jamur lain terbukti membuahkan hasil. Mintarya bahkan sukses membudidayakan jamur di wilayah Cianjur yang sebenarnya kurang cocok untuk budi daya jamur karena letaknya di daratan rendah. “Banyak orang yang mengatakan tidak akan jadi kalau memproduksi jamur di suhu yang tidak cocok. Namun,karena saya penasaran dan mencoba, akhirnya berhasil juga. Terbukti saya bisa memproduksi hingga sekarang,” ujarnya.

Menurutnya, usaha budi daya jamur sangat menguntungkan. Selain menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi, bahan baku usaha ini mudah didapat. Serbuk gergaji yang menjadi bahan baku produksi mudah diperoleh lantaran sebagian orang menganggap serbuk gergaji adalah limbah. Menurut ayah dari seorang putra ini, faktor lokasi atau kendala lainnya bukan menjadi sebuah alasan untuk tidak memulai usaha budi daya jamur. Asal tahu ilmunya dan belajar tentang perkembangan teknologi pertanian mutakhir, hambatan apa pun bisa dilalui.

Terbukti, Mintarya yang mengembangkan usaha di dataran rendah tetap mampu menghasilkan produk jamur yang kualitasnya setara dengan produk-produk jamur dari dataran tinggi. Produk jamur usaha Mintarya dengan nama Solagracia, yang berarti “karena anugerah”, telah menyebar ke banyak daerah seperti Lembang, Ciledug, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Lelaki tamatan SLTA ini mengaku senang karena usahanya berkembang.

Dia semakin bersyukur, Solagracia mampu mewujudkan cita-citanya untuk turut memajukan masyarakat sekitar. “Banyak masyarakat di sini yang ikut bekerja kepada kami. Kami harap, setelah mereka mendapatkan ilmu, nantinya bisa membuat usaha sendiri agar mereka mampu Mandiri,” tutur Mintarya. (*/SI/Ricky Susan)

Sumber :  http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/3366-mintarya-sonjat-sukses-dengan-jamur-merang.html

0 komentar:


Posting Komentar